Medical Student - Dag Dig Dug Pengumuman Lolos PTN



Assalamualaikum Wr. Wb.
Hai sobat semua, jadi kali ini saya kembali lagi memposting tulisan di blog yang sempat berhenti beberapa bulan karena berbagai alasan. Konten terbaru saya mengenai kehidupan anak kedokteran. Kenapa saya memutuskan untuk membuat konten ini? karena saya berpikir saat menjadi mahasiswa baru banyak informasi mengenai kedokteran yang masih belum jelas bagi saya. Terlebih saat belum memasuki dunia perkuliahan, saya masih belum mengetahui persiapan seperti mental, biaya, buku, dan sebagainya. Karena itu saya niatkan menulis postingan ini untuk membantu adik-adik teman sejawat nantinya, aamiin. Semoga tulisan ini bisa terus berlanjut dan berbagi informasi. Selain itu, saya berharap tulisan ini mampu memotivasi anak Indonesia untuk meraih mimpinya menjadi seorang dokter. Karena saya dulu saat masih duduk dibangku sekolah juga sangat termotivasi oleh tulisan pak dokter dan bu dokter di internet.

Pengumuman


Pada tahun 2018, pemerintah membuat kebijakan ada 3 jalur penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri yaitu jalur SNMPTN, SBMPTN, dan juga jalur mandiri. SNMPTN adalah jalur dengan menggunakan prestasi siswa dan indeks sekolah. Prestasi siswa ini adalah nilai raport dan juga prestasi kejuaraan seperti mendapat juara di lomba baik yang diadakan kemendikbud, universitas, dan instansi lainnya. Tapi kita tidak tahu prestasi lomba mana yang dijadikan nilai plus dan pertimabangan pihak universitas karena hal itu rahasia dan bisa saja berbeda kebijakannya setiap universitas. Lalu berikutnya indeks sekolah. Indeks sekolah itu seperti nilai sekolah kita di mata universitas. Hal ini tergantung integritas sekolah dan kulaitas alumni yang sudah diterima lewat jalur SNMPTN di universitas yang bersangkutan. Apabila nilai atau IPK alumni sekolah di universitas meuaskan maka bisa jadi nilai plus buat adik kelas berikutnya. Namun, apabila nilainya kurang memuaskan juga bisa jadi boomerang buat adik kelas selanjutnya. Selain itu, indeks sekolah juga bisa turun jika ada alumni yang diterima di universitas lewat jalur SNMPTN mengundurkan diri dan memilih jurusan atau universitas lain. Sekedar bercerita, dulu ada kakak kelas saya yang mundur dari FTSL(Fakultas Teknik SIpil dan Lingkungan) ITB (Institut Teknologi Bandung) dan memilih D1 STAN. Hal ini sangat berbahaya bagi indeks sekolah saya di mata ITB karena kakak tersebut diterima melalui jalur SNMPTN. Akhirnya pihak sekolah datang ke Bandung dan meminta maaf pada pihak kampus agar tidak di blacklist. Pihak kampus pun memberkan keringanan dan peringatan agar tidak ada lagi siswa yang mengundurkan diri jka sudah diterima. Jika pada tahun saya ada satu anak saja yang tidak daftar ulang maka sekolah akan di blacklist selama beberapa tahun.

Oke sobat kembali lagi ke cerita selanjutnya. Jadi, sebagai siswa SMA saya ikut jalur penerimaan melalui SNMPTN karena menurut saya ini adalah jalur tol dan jalur bonus usaha kita disekolah selama 3 tahun. Tahap pertama yaitu seleksi dari pusat jadi hanya 50% siswa dengan nilai terbaik yang bisa ikut jalur SNMPTN (Ini kebijakan tahun 2018 karena setiap tahun bisa berubah-ubah kebijakannya). Sekolah saya mendapat jatah 50% karena sudah berakreditasi A. Alhamdulillah setelah pengumuman, saya lolos. Hal yang membuat saya semakin senang, saya dan teman saya sekelas seluruhnya bisa ikut jalur SNMPTN. Tapi, saya masih belum bisa lega karena ini masih tahap awal. Saya masih harus mengikuti tahap selanjutnya yaitu pendaftaran, pemilihan prodi, dan seleksi dari pihak universitas (tapi, untuk ini menurut saya masih simpang siur tentang siapa yang melakukan seleksi antara pihak pusat atau pihak universitas). 

Sejak kelas 10 SMA, saya bercita-cita menjadi seorang dokter (impian sejuta umat termasuk anak TK). Universitas impian saya adalah Universitas Airlangga. Saya masih ingat saat dulu ada kakak kelas saya yang diterima di kedokteran Unair, saya selalu me-stalker akun line-nya karena begitu kagum. Saya selalu berdoa dan berharap bisa ikut menyusul beliau. Namun, khayalan tersebut harus kandas di semester 5 saat saya mengetahui teman seangkatan saya yang menjuarai OSN mendaftar juga di Pnedidikan Dokter UNAIR. Akhirnya saya berusaha realistis, saya memutuskan untuk mendaftar kedokteran UB. Namun tak berselang lama, saya mengetahui bahwa ada teman senagkatan saya pula dengan nilai lebih tinggi mendaftar Kedokteran UB. Akhirnya, orang tua saya menyarankan untuk mendaftar Kedokteran Jember. Hal inilah menurut saya nilai minus dari SNMPTN. Seorang siswa harus memilih mengubur untuk mencoba universitas impiannya karena nilainya kalah dari teman seangkatannya. 

Hari pendaftaran pun tiba, beberapa hari bahkan beberapa jam sebelum finalisasi saya begitu yakin dan mantap dengan pilihan saya, Pendidikan Dokter Universitas Jember. Hal ini karena saya sudah mendapat restu seutuhnya dari kedua orang tua saya dan saat saya cek di bimbingan belajar yang saya ikuti kemungkinan saya diterima 95%. dan disekolah jika diurutkan saya menempati posisi pertama untuk jurusan dan universitas yang saya pilih. Namun keyakinan saya berbalik 180 derajat kira-kira 2 jam sebelum finalisasi. Entah karena pikiran saya yang masih labil karena masih belum matang secara usia atau terkena terpengaruh dari teman-teman saya yang lebih memilih mempertahankan mimpi dan pilihannya di jurusan dan fakultas impiannya. Di rumah sebelum saya berangkat untuk mengikuti finalisasi disekolah bersama-sama dengan teman saya yang lain, saya menangis. Saya ingin tetap mempertahankan mimpi saya di kedokteran UNAIR. Mimpi yang selama ini menjadi motivasi saya dalam belajar. Mimpi yang menjadi alasan saya untuk berjuang. Mimpi yang harus diwujudkan. Kenapa saat teman saya lebih memilih impiannya, saya justru mundur. Kenapa saya begitu lemah dalam berjuang. Namun, saat ayah saya tiba dirumah, dia berusaha meyakinkan bahwa Universitas Jember ini adalah pilihan terbaik. Dia pernah menonton salah satu acara tanya jawab dnegan rektor Unair di JTV bahwa kedokeran Unair hanya memilih satu anak dari setiap sekolah yang dipilih. Itupun dengan syarat bahwa anak tersebut merupakan peringkat 10 besar disekolahnya. Prestasi hanya untuk pertimabangan selanjutnya. Ayah saya menjelaskan bahwa insyaAllah jelas saya tidak akan diterima secara logika manusia dan otomatis saya harus mengikuti SBMPTN. Padahal pada waktu itu saya sama kali belum siap untuk ikut tes. Selain itu, Jember juga mungkin menurut Allah tempat terbaik dan juga toh saya juga akan tetap menjadi seorang dokter. Mimpi saya selama ini. Karena sudah cukup ditenangkan dan diyakinkan, saya pun berangkat dengan yakin namun tetap menangis diperjalanan. Bahkan saya sempat telat dan tidak mendapat jatah komputer untuk finalisasi. Saat membaca doa, saya kembali menangis. Tapi, saya tahu saya harus ikhlas, jika memang diterima berati menurut Allah, Jember tempat terbaik buat saya. 

Sekitar 1 bulan lebih saya menunggu pengumuman SNMPTN tanggal 17 April 2018, tepat 1 hari setelah ulang tahun saya. saya sudah siap didepan laptop menunggu hasil pengumuman, bahkan saya menyuruh adik saya untuk merekam fenomena langkah ini (walaupun pada akhirnya adik saya tidak jadi merekam). Ibu saya bahkan jadi parno tidak memakai daster berwarna merah dan memilih yang berwarna hijau (Karena jika lolos akan berwarna hijau).


Jreng. Jreng. 60 detik. 10 detik. 1 detik. saya pun log in namun ternyata salah. Seharusnya saya memasukkan no. pendaftaran. Akhirnya saya bisa log in. Jreng. Jreng. Layar monitor terus saya scroll. Dan... Alhamdulillah berwarna hijau. Saya lolos Pendidikan Dokter Jember. Saya langsung berteriak dan sujud syukur. Kedua orang tua saya juga mengikuti. (Padahal waktu itu ayah saya hanya memakai sarung). Tapi,... semua berubah perasaan senang itu berubah menjadi menegangkan saat saya berteriak dan menangis habis-habisan. Semua orang dirumah khawatir saya menangis karena sedih harus merantau. Bahkan ayah saya yang mau menangis (hampir) pun jadi bingung dan ibu saya berusaha menenangkan dan tentu saja adik saya tetap calm, rileks (hehe, MAAF YA). Tapi kemudian saya menjelaskan bahwa saya untuk pertama kali menangis bahagia. Saya jadi merasakan apa yang dirasakan keluarga-keluarga di acara bedah rumah(hehe). Segala rasa kesedihan saya tentang kejadian-kejadian beberapa hari yang lalu hilang seketika dan yang paling penting tiba-tiba saya menadi tidak ragu untuk merantau.

Saya pun membuka HP dan Groupchat kelas saya, venceven. Senang sekali melihat banyak teman saya mengucapkan Alhamdulillah. Namun, ada juga yang masih berjuang di SBMPTN. Teman-teman pun saling menyemangati satu sama lain (hal ini yang membuat saya betah dan bersyukur bisa sekelas 2 tahun sama mereka). ALHAMDULILLAH.

Disini saya mau berbagi tips buat yang penasaran ingin tahu apakah teman kamu lolos SNMPTN atau masih harus berjuang SBMPTN walaupun pada akhirnya sekolah akan memberitahu daftar anak yang lolos. Tapi, terkadang rasa penasaran dan waktu itu beda tipis. 
1. Download daftar anak yang lolos SNMPTN se-Indonesia (kamu bisa searching di internet karena begitu pengumuman info ini akan bebas tersebar luas). Waktu itu aku buka link lewat detik.com kalau tidak salah (berati benar).
2. Lalu aku ketik nama anak yang ikut 50% SNMPTN disekolahku di kolom searcnya. Nanti kalau lolos namanya bakal muncul kalau tidak ada namanya berati tidak lolos. 
3. Nah nanti bakal ada kodenya disebelah kanannya. misal kedokteran jember kodenya 3711133 tentu gak bakal hafal kan semuanya. Tinggal searching aja kode itu nanti bakal muncul kode tersebut untuk prodi apa.

Maaf jika kurang berkenan. 
SEMOGA BERMANFAAT.

Waalaikumussalam Wr. Wb.

Comments