Puisi Minggu

Puisi yang berkisah tentang pasca peperangan dengan sejuta makna tersirat


Puisi Minggu

Beberapa minggu lalu di hari minggu
Mangga yang ranum kini tak lagi harum
Gelagar jembatan runtuh tak lagi gaduh
Lidah api jingga tak terlihat menjulur
Namun, jiwa letih meraba rintih

Berjalan tanpa indera layaknya jelata
Bahkan debu menempel risih
Sorak sorai membekap bisik lirih
Adab ditanggalkan menepis kesucian
Namun, gelisah dari tepian menguji kepedulian

Dicelah keperihan, kepedihan;
sunguh-sungguh mencari sumber rintih
Laju langkah carut-marut berseliweran 
Remukkan raga bak remahan tanpa kasih
Namun, basinya kata masih tumbuhkan asa

Tibalah dalam lokasi pencarian
Terpaku bisu menatap harapan terjemahkan berbeda
Tubuhnya telah terpeluk hangat, senyumnya padanya menggelar lara;
rintih, gelisah, dan kata nyatanya tidak ada
Tak apa, getaran teramat kesah semoga hanyut terpetikkan

Ada yang bisa menginterpretasikan?


Oleh:
Ibrila Asfarina Ahmadah
Gresik, 26 Maret 2020 (22:06)

Comments