Meremehkan Hal Kecil

Sometimes kita underestimate suatu hal karena kita ngerasa "lebih". Berpikir bahwa "merasa lebih terhadap suatu hal, terhadap orang lain, bakal gaining more confidence. Padahal, self-confidence itu di build up ketika "gaining knowledge" bukan dibangun diatas pondasi "meremehkan orang lain."

Disisi lain, kita pasti sering ngerasa diremehin orang lain. Terkadang, kita emang beneran diremehin atau mungkin itu hanya ilusi yang terbangun di diri sendiri karena self-esteem yang buruk.

Terlepas dari itu semua, pandangan orang sepenting apa kah? menggantungkan kehidupan dan kebahagiaan yang didasarkan atas penilaian dan pengakuan orang lain, maka suatu hari nanti bakal capek sendiri dan wasting time. Kenapa? karena orang yang tidak menyukai kita akan terus melihat dimana letak kesalahan?, dimana letak kekurangan?, dimana hal yang membuat dirinya merasa lebih dibanding kita?. Disisi lain, orang yang menyukai kita bisa berbalik 180 derajat jika hanya melihat satu kesalahan. Padahal, setiap orang pasti pernah berbuat salah dihidupnya, kita tidak bisa berekspektasi manusia selalu benar, tapi kita bisa membantunya untuk menyadarkan bahwa apa yang dilakukannya kurang tepat. Tentu dengan cara yang baik bukan menyalahkan dan menghujat.

Terkadang seeking for attention justru berdampak false advertising. Pernah nemu orang yang mungkin aku pribadi menyebutnya agresif narsistik. Entah kenapa apa yang terucap bisa berbeda dengan kenyataan, seolah itu hanya mempromosikan tentang dirinya sendiri dan merendahkan orang lain. Tampak segala hal disekitarnya buruk, padahal setelah di crosscheck, itu hanya berdasarkan dari sisi kamera mana kamu ingin melihatnya. Jika bertemu dengan orang-orang seperti itu yah anggap saja sebuah teguran bagi diri kita untuk tidak berbuat demikian.

Tapi, di dunia ini banyak kok orang baik dan humble. Jika terus membuka mata akan keburukan orang ya pasti juga capek sendiri, pada akhirnya harus dealing dengan kondisi bahwa setiap orang pasti punya sisi baik yang lebih dari orang lain, entah tampak atau tidak. Selalu ingat hal baik yang tercipta dan menjadikannya pembelajaran yang indah.

Suatu contoh kecil; tentang aku suka pemikiran temanku sesederhana ketika pengumuman nilai ujian, dia memilih untuk hanya melihat nilainya saja dan tidak melihat nilai orang lain. Aku tanya; "kenapa?", awalnya aku pikir, dia tidak ingin melihat karena tidak mau membandingkan nilainya dengan orang lain yang justru membuat insecure. Tapi, dia menjawab "karena aku gamau setelah aku lihat nilai temenku, pandanganku ke orang tersebut berubah hanya didasarkan atas nilai yang didapatkannya." Noted. Setuju bgt. Seringkali emang kita menghargai orang based on what they have. Dia punya apa? dia kaya atau engga? dia eksis atau engga? dia nilainya bagus atau engga?. Padahal yang terpenting dari manusia adalah "seberapa manfaat dia terhadap orang lain." tentang bagaimana walaupun dia punya hal sedikit tapi dia berusaha agar hal yang dimilikinya, sekecil apapun, bisa dia share kepada orang lain.

Aku percaya setiap orang itu baik, mungkin kita hanya belum mampu melihat dari sisi berbeda karena sering tutup mata terhadap apa yang memang tidak kita inginkan terjadi.

Jadi, meremehkan hal kecil, yang mungkin kita anggap sepele, bisa jadi itu bisa berefek besar terhadap orang lain. Sekedar mengucap terimakasih sebagai apresiasi, mengucap maaf sebagai rasa penyesalan, menghargai orang tanpa melihat dia siapa tapi apa yang bisa kita berikan untuknya. Melihat bahwa pada dasarnya semua manusia itu sama, memperlakukan setiap orang lain sama bukanlah hal yang sulit, seharusnya..


Jember, 24 September 2021 (19:57)
Ibrila Asfarina Ahmadah

Comments