Assalamualaikum Wr. Wb.
Aku teringat, salah satu puisi yang sangat terkenal, bahkan ketika beberapa orang berusaha menterjembahkan maksud dari puisi tersebut, justru sang penyair berkata bahwa tidak pernah terpikirkan hal tersebut saat menulis. Di sisi lain, justru ada beberapa penyair yang ingin berpesan dalam kata-kata, mungkin sebagai interpretasi psikis dan emosi.
Aku teringat lagi, lukisan monalisa yang bagiku hanya sekedar lukisan yang terkenal ternyata cukup berarti bagi beberapa orang. Bahkan, ada beberapa peneliti yang berusaha memahami perasaan si pelukis saat melukis, memahami apa yang berusaha digambarkan pelukis dalam "monalisa"nya, dan bahkan benar-benar berusaha memahami kondisi si monalisa.
Kejadian yang teruntai memunculkan suatu kata cukup sederhana bagiku
Lalu,
Penulis:
Ibrila Asfarina Ahmadah
02 Februari 2019
07:36
Aku teringat, salah satu puisi yang sangat terkenal, bahkan ketika beberapa orang berusaha menterjembahkan maksud dari puisi tersebut, justru sang penyair berkata bahwa tidak pernah terpikirkan hal tersebut saat menulis. Di sisi lain, justru ada beberapa penyair yang ingin berpesan dalam kata-kata, mungkin sebagai interpretasi psikis dan emosi.
Aku teringat lagi, lukisan monalisa yang bagiku hanya sekedar lukisan yang terkenal ternyata cukup berarti bagi beberapa orang. Bahkan, ada beberapa peneliti yang berusaha memahami perasaan si pelukis saat melukis, memahami apa yang berusaha digambarkan pelukis dalam "monalisa"nya, dan bahkan benar-benar berusaha memahami kondisi si monalisa.
Kejadian yang teruntai memunculkan suatu kata cukup sederhana bagiku
"Menulis puisi itu seperti melukis, tidak akan pernah ada yang benar-benar mengerti maksud setiap kata dan tidak akan pernah bisa mereka sepenuhnya memahami perasaan yang sedang terjadi, semua hanya tebakan. "
Lalu,
Apa ada yang bisa menebak maksud dan perasaan dalam "Wanita Angan Angin"?
anggap saja hiburan.
anggap saja hiburan.
Wanita Angan Angin
Demam akan kepekatan kalbu dalam tabu
Demam akan kepekatan kalbu dalam tabu
Senjata menghadangmu takkan mampu membuatmu terenggut
Justru kau lekat lekat keibaan pada sosokmu
Punguti irama sorak sorai menyambut gemericik palsu
Terbayang tatapan kilat cahaya yang terincar
Ulang-ulang harmoni beriringan untaian khayal
Bergulir kemayaan menelusup kenyataan
Nurani ditanggalkan dalam pantomim kata
Bayang-bayang kau kayuh
Menebar lukis merunduk
Tutup pongah kesima yang mengembun
Bertangkai geligis dalam secuil taut
Genggam dungu dalam kerlap alir
Gugur silau menopang keruh tak berarti
Gelegar getir julur lidah api
Lari, lari, lari
Tiada henti masih sama ketir
Tak kenyang lantun syair
Terjerambab fana dalam hikayat primitif
Hitam putih palsu teremban ngeri
Penulis:
Ibrila Asfarina Ahmadah
02 Februari 2019
07:36
Download Anime Batch Subtitle Indonesia | Planet Anime
ReplyDelete